Surabaya - Dua jenazah korban kecelakaan pesawat
AirAsia QZ 8501 asal Surabaya berhasil teridentifikasi oleh tim DVI.
Selain dinilai cocok secara uji primer melalui dental record, jenazah
yang di nomori B030 dan B043 itu bisa lebih mudah dikenali melalui
analisa properti dari rekaman CCTV sesaat sebelum pemberangkatan pesawat
di terminal 2 International Juanda.
Kabid Dokkes RS Bhayangkara
Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono menyatakan jenazah nomor B030 cocok
secara uji primer berupa rekam gigi dan analisa properti seperti
pernyataan dari keluarga korban. Setelah ditelusuri melalui rekaman
CCTV, korban yang saat itu mengenakan kaos merah itu dinyatakan sesuai
dengan data ante mortem dan post mortem.
"B030 kondisinya tidak
sebagus yang kita inginkan tapi data ante dan post mortem serta analisa
properti CCTV maka ini tak terbantahkan adalah Elisabeth Youvita atau di
KTP bernama Jou Elizabeth Youvita (20) perempuan asal Surabaya," ungkap
Budiyanto didampingi Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Awi Setiyono
saat jumpa pers di media centre Polda Jatim, Senin (12/1/2015).
Identitas
kedua dengan nomor jenazah B043, sambung Budiyono, diketahui cocok
secara primer melalui sidik jari yang akurat sesuai dengan 12 papiler.
Data itu diperkuat oleh data sekunder berupa rekaman CCTV, dimana
sebelum korban berangkat diketahui memakai ikat pinggang dengan merk
tertentu.
"Akurat secara primer sidik jari tepat 12 titik papiler
yang dianggap cocok. Data sekunder, medis usia dan properti di CCTV
memakai sabuk Louis Vuitton maka B043 ialah David Gunawan (37) warga
Surabaya," imbuh Budiyono.
Dengan terungkapnya 2 identitas ini
maka dari 48 jenazah yang telah diterima tim DVI, kini sudah 34 jenazah
yang teridentifikasi. Sebanyak 32 jenazah sudah diserahkan kepada
keluarga dan 2 jenazah warga asing asal Korea Selatan hingga kini masih
disimpan di cold storage sesuai dengan permintaan keluarga.
"Masih
ada 14 jenazah yang belum teridentifikasi, kita ulang lagi kecocokan
data post mortem dan ante mortem nya," pungkas pria berpangkat tiga
melati di pundaknya tersebut
Monday, January 12, 2015
Monday, January 5, 2015
Musibah AirAsia QZ8501 Undang Empati Tim DVI Internasional
Jakarta - Musibah hilangnya pesawat AirAsia QZ8501
tujuan Surabaya-Singapura yang membawa 162 kru dan penumpang, membuat
empati peserta pelatihan disaster victim identification (DVI)
internasional.
Seperti kedatangan tim DVI dari Uni Emirat Arab, Singapura, Australia, Malaysia hingga Korea Selatan, yang bergabung dengan rekan-rekannya dari DVI Indonesia.
"Pada dasarnya, kita semua bisa melakukan di dalam negeri. Kejadian ini berdampak psikologis dalam negeri maupun internasional sangat besar," ujar Direktur DVI Internasional Indonesia Kombes Pol Anton Kastilani saat mengantarkan DVI UEA dan Korea Selatan di Crisis Center di gedung Mahameru Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (6/1/2015).
Anton mengatakan, tenaga ahli DVI seperti di bidang DNA, forensik hingga sidik jari dari Singapura, Korsel, Australia, UEA dan Malaysia datang dengan inisiatif sendiri untuk membantu DVI Indonesia mengidentifikasi korban pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura.
"Mereka menyampaikan empatinya dan ingin membantu kita. Ini penawaran dari mereka," ujarnya.
"Mereka adalah teman-teman kita waktu mengikuti pelatihan DVI Internasional. Mereka teman-teman waktu latihan bareng," tandasnya.
Seperti kedatangan tim DVI dari Uni Emirat Arab, Singapura, Australia, Malaysia hingga Korea Selatan, yang bergabung dengan rekan-rekannya dari DVI Indonesia.
"Pada dasarnya, kita semua bisa melakukan di dalam negeri. Kejadian ini berdampak psikologis dalam negeri maupun internasional sangat besar," ujar Direktur DVI Internasional Indonesia Kombes Pol Anton Kastilani saat mengantarkan DVI UEA dan Korea Selatan di Crisis Center di gedung Mahameru Mapolda Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (6/1/2015).
Anton mengatakan, tenaga ahli DVI seperti di bidang DNA, forensik hingga sidik jari dari Singapura, Korsel, Australia, UEA dan Malaysia datang dengan inisiatif sendiri untuk membantu DVI Indonesia mengidentifikasi korban pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura.
"Mereka menyampaikan empatinya dan ingin membantu kita. Ini penawaran dari mereka," ujarnya.
"Mereka adalah teman-teman kita waktu mengikuti pelatihan DVI Internasional. Mereka teman-teman waktu latihan bareng," tandasnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)