Jakarta - Musibah hilangnya pesawat AirAsia QZ8501
tujuan Surabaya-Singapura yang membawa 162 kru dan penumpang, membuat
empati peserta pelatihan disaster victim identification (DVI)
internasional.
Seperti kedatangan tim DVI dari Uni Emirat Arab,
Singapura, Australia, Malaysia hingga Korea Selatan, yang bergabung
dengan rekan-rekannya dari DVI Indonesia.
"Pada dasarnya, kita
semua bisa melakukan di dalam negeri. Kejadian ini berdampak psikologis
dalam negeri maupun internasional sangat besar," ujar Direktur DVI
Internasional Indonesia Kombes Pol Anton Kastilani saat mengantarkan DVI
UEA dan Korea Selatan di Crisis Center di gedung Mahameru Mapolda
Jatim, Jalan A Yani, Surabaya, Selasa (6/1/2015).
Anton
mengatakan, tenaga ahli DVI seperti di bidang DNA, forensik hingga sidik
jari dari Singapura, Korsel, Australia, UEA dan Malaysia datang dengan
inisiatif sendiri untuk membantu DVI Indonesia mengidentifikasi korban
pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura.
"Mereka menyampaikan empatinya dan ingin membantu kita. Ini penawaran dari mereka," ujarnya.
"Mereka
adalah teman-teman kita waktu mengikuti pelatihan DVI Internasional.
Mereka teman-teman waktu latihan bareng," tandasnya.
No comments:
Post a Comment