JIKA
wanita sedang marah (entah karena haid, hamil atau apalah) maka sebagai
pria atau suami, janganlah pernah berpikir salah benarnya ucapannya.
Ia marah karena memang pengen marah. Maka bersabarlah sebagai suami
atau sebagai pacar. (Edisi: Psikologi Wanita). Demikianlah ’sabda’ saya
yang ku-share di akun Facebook, dan diapresiasi puluhan tanggapan dari teman-teman fesbukiyah.
Lantas…!.
Apakah seseorang yang marah menyukai perilaku marah yang dibuatnya?.
Jawabnya: Tak seorangpun yang menyukainya…! Itulah sebabnya, ketika
istriku usai marah, ia kerap berkata: “Mama tidak pernah marah”.
Simpulannya: Aksi marahnya, sesungguhnya ia sesali. Lalu dapatkah
seorang istri/wanita menghindari kemarahan?. Relatif jawabannya.
Pastinya, marah itu ‘tenaga besar’ membutuhkan sikon fisik dan psikis.
Apa jadinya jika amarah itu tidak diakomodir?. Tanyalah istri Anda!
Biarkan!
Matanya
melotot, rambutnya seolah hendak berdiri helai per helai, bak kesetrom
listrik, wajah memerah, tangan dikepal-kepal, berjalan ke sana ke mari,
gemetaran, nafas tersengal-sengal, bibirnya sedang dimainkannya, tiada
ketenangan fisik. Itu ciri istimewa ketika seseorang sedang marah,
termasuk istri/wanita. Biarkan saja ia tuntaskan luapan emosionalnya,
sikap terbijak Anda sebagai suami adalah diam, jangan membantah, pun
jangan menyalah-nyalahkannya. Anda dalam posisi pasif, dan Anda tak
boleh tinggalkan istri yang sedang marah. Kenapa?. Sebab istri akan
menangis jika aksi marahnya tanpa ‘penonton setia’ seperti Anda.
Saksikan saja, jangan menimpali kemarahannya sebab itu akan menambah
durasi marahnya, jangan membuat tambahan waktu emosinya.
Sebab Anda adalah penyaksi yang tepat terhadap atraksi kemarahannya.
Kali ini ia tak sopan, tetapi yakinlah ada banyak momen tertentu, ia
sungguh sopan.
“Bersabarlah!”,
ungkap seluruh agama. Ya benar itu. Tunggulah sampai suhu emosinya
turun perlahan-lahan, dan terimalah ketika ia mulai mendekat dan
bermanja-manja sembari memelukmu, balaslah pelukannya dengan hati dingin
dan usaplah ubunnya. Ceileh…!
Rumitnya Wanita
Sesungguhnya wanita jika ingin marah atas ‘tuntutan’ perasaannya, ya marah. Walaupun ia memahami bahwa marah akan mempercepat
pacu jantung (stroke), menyulitkannya untuk bernafas normal,
menyusahkannya untuk tidur, berpotensi mengganggu pencernaannya
(digestivus). Namun, wanita tetap akan melaksanakan fungsinya sebagai makhluk yang berteman akrab dengan amarah. Itu natural.
Jika ia sedang
di puncak amarah, tiada status suami di matanya, suami seorang direktur
perusahaan, kepala tata usaha, menteri, gubernur, bupati, pedagang
asongan, tukang becak, sopir taksi, semua ini tiada berlaku baginya.
Jangan bawa status kepada istri yang sedang marah.
Sepi Tanpanya
Selanjutnya,
betapa sepinya dunia ini tanpa kemarahan seorang wanita, pasifnya bumi
ini tanpa kehadiran karakter-karakter wanita yang membuat para lelaki
untuk kreatif dalam berpikir, mengolah logika dan merawat relasi-relasi
emosional dengan sang istri. Hambarlah sebuah rumah tangga tanpa
kemarahan seorang istri. Ini aksiomanya. Dan bila ada seorang suami atau
istri berkata (di jaman ini) bahwa rumah tangganya sangat harmonis
tanpa cekcok sedikitpun, maka Anda wajib tak percaya. Sesungguhnya rumah
tangga semacam itu, telah lama ‘bubaran’ sebab tiada dinamisasi lagi,
di sana. Kehadiran wanita bukan untuk diuraikan, dijelaskan tetapi
dipahami seutuh-utuhnya. Dia memang rumit. Ia bukan makhluk praktis,
kerumitannya sangat sesuai dengan anatomi dan fisiologi tubuhnya.
Benarlah ucapan Brad ‘Archiles’ Pitt dalam film Troy-Yunani yang fenomenal nan melegenda: “Wanita selalu punya cara untuk merumitkan hidup”.
Ini ucapan inspiratif bagi semua suami dan pria bahwa kerumitan itu
sendiri membuat hidup Anda bergelora, dinamis dan kreatif^^^
Thank You
ayo bergabung dengan zeusbola khusus new member dapat bonus, tanpa ribet
ReplyDeletesemua di berikan tanpa ribet pelayanan terbaik 24 jam.
INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
WHATSAPP :+62 822-7710-4607
#zeusbolaterbaik #terpercaya #slotonline #jackpot