Harianjogja.com, KULONPROGO—Ratusan warga
pesisir Kulonprogo yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT)
menyegel Balai Desa Glagah, Selasa (30/9/2014) siang. Aksi itu mereka
lakukan sebagai bentuk kekecewaan kepada Kepala Desa (Kades) Glagah Agus
Parmono yang tidak bisa memenuhi permintaan warga.
Sebelum aksi penyegelan balai desa yang dilakukan dengan cara memasang palang di pintu ruangan kantor dan aula Balai Desa Glagah, warga mengadakan pertemuan dengan kades di aula balai desa pada pukul 10.00 WIB. Dalam pertemuan terbuka itu, warga menuntut kades bersikap terhadap rencana pembangunan bandara.
Salah satu tuntutan warga, meminta kades membuat surat pernyataan
yang berisi janji dan sikapnya terhadap pembangunan bandara. Warga juga
meminta kades untuk turun dari jabatannya apabila rencana pembangunan
bandara di Kecamatan Temon berlanjut. Tak ada titik temu, kades
meninggalkan aula dan masuk ke dalam ruangannya. Warga sempat beberapa
kali menemui Agus dan memaksa untuk membuat surat pernyataan. Namun,
permintaan tersebut tidak dituruti olehnya. Sekitar pukul 12.30 WIB,
Agus tiba-tiba meninggalkan balai desa dengan membonceng seseorang dan
membuat warga marah.
Ketua WTT Purwinto mengungkapkan aksi ini merupakan spontanitas dari warga yang sudah menunggu lama.
“Kami ingin kades ikut membuat pernyataan menolak bandara, tetapi kades tidak mau, dan setelah menunggu lama, malah kades meninggalkan balai desa,” ujarnya.
Ia menekankan semula warga tidak berencana menyegel balai desa, akan tetapi sikap yang ditunjukkan kades membuat warga kecewa.
Sebelum aksi penyegelan balai desa yang dilakukan dengan cara memasang palang di pintu ruangan kantor dan aula Balai Desa Glagah, warga mengadakan pertemuan dengan kades di aula balai desa pada pukul 10.00 WIB. Dalam pertemuan terbuka itu, warga menuntut kades bersikap terhadap rencana pembangunan bandara.
Ketua WTT Purwinto mengungkapkan aksi ini merupakan spontanitas dari warga yang sudah menunggu lama.
“Kami ingin kades ikut membuat pernyataan menolak bandara, tetapi kades tidak mau, dan setelah menunggu lama, malah kades meninggalkan balai desa,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment