Pengakuan itu terlontar dari bibir murid
kelas V SD Negeri 2 Semadam saat ditemui Metro Aceh (Grub JPNN) di rumah
kerabatnya di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam Kutacane, kemarin
(28/1). Ratnasari adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Setelah
ayahnya, Mahidin (30) dijebloskan ke penjara akibat membunuh ibunya,
Sarminah, Ratnasari kini dirawat sang nenek.
“Aku melihat mamak menangis. Terus bibik
Kakcu mengelap air matanya. Mamak terus saja menangis,” ujar Ratna lugu,
bercerita sebelum jasad ibunya itu disemayamkan. Setelah itulah
Ratnasari kesurupan berulang kali hingga akhirnya diungsikan ke rumah
salah seorang kerabatnya.
Penuturan Ratnasari juga dibenarkan Inen
Jhon, salah seorang kerabat Ratnasari yang ikut mendampingi. Namun
peristiwa yang menimpa Ratnasari, termasuk kesurupan yang terjadi
berulang kali, disimpulkan Inen Jhon karena almarhumah ibunya tak ingin
berpisah dari Ratnasari.
“Sarminah seakan enggan meninggalkan anak tengahnya ini,” kata Inen.
Berang, Anaknya Dituduh Selingkuh
Samsinar (50) benar-benar naik pitam jika
ada warga yang menyebut anaknya, Sarminah sering berselingkuh. Wanita
asal Desa Lawe Beringin Gayo, Kecamatan Semadam tersebut meminta bukti
jika anaknya berlaku demikian. Bahkan Samsinar menegaskan, sebelum tewas
dibantai sang suami, putrinya itu baru dijemput tersangka dari salah
satu rumah makan di Mardinding Kabupaten Karo, tak lain tempat korban
bekerja.
Begitupun, lanjut ibu korban, putrinya
tak langsung menuruti ajakan suaminya. Tapi karena sang suami membawa
seorang aparat penegak hukum, korban pun bersedia ikut karena memang
dijanjikan hanya untuk menyelesaikan permasalahannya dengan suami.
Ibu korban juga mengungkapkan kalau putrinya sudah lama minta cerai karena suaminya malas mencari nafkah.
“Suaminya tidak pernah memenuhi kebutuhan keluarga. Cuma putri saya yang mencari,” pungkas Samsinar.
Atas dasar itulah, kata ibu korban,
putrinya bersikukuh tidak akan kembali kepada suaminya. Tapi tetap saja
tersangka tak mau menceraikan korban. Karena tak ingin lagi membina
keluarga dengan suaminya, ibu tiga anak ini pergi meninggalkan rumah,
mencari kerja ke luar daerah.
“Awalnya Mahidin (tersangka) tidak
mengetahui di mana istrinya bekerja. Dan selama itu pula tak ada
gangguan. Namun setelah berhasil mengendus, suaminya mendatangi korban
dengan membawa teman,” terang ibu korban.
“Anak saya baru tiga hari dijemput dari
tempat kerjanya. Tepatnya hari Kamis (21/1) lalu. Ia lalu dibunuh Minggu
(24/1) malam. Di mana tanggung jawab orang yang menjemput anak saya
tersebut ? Kapan pula anak saya selingkuh. Sama siapa? Tolong dibuktikan
dan jangan asal bicara saja. Saya tetap tidak rela anakku dibunuh,”
tandasnya sembari mengungkapkan akan membesarkan ketiga cucunya Herman
(13), Ratnasari, dan Rahmah (7).
Seperti yang diwartakan kemarin, Mahidin
membunuh istrinya Sarminah dengan sabetan belati. Sarminah tewas di
tempat dengan 11 liang. Sementara sejumlah saksi mata menyebut, saat
mulai ditikam suaminya, Sarminah menjerit histeris hingga mengundang
kedatangan segerombol warga.
Namun begitu melihat Sarminah tergeletak
mandi darah dan di sampingnya Mahidin menghunus pisau berlumur darah,
warga seperti tak berani mengamankan lelaki itu. Karena itulah, Mahidin
berhasil kabur.
Menurut sejumlah tetangga Mahidin,
Sarminah memang sering terlihat keluyuran dengan lelaki lain yang
merupakan selingkuhannya. Informasi itu akhirnya sampai ke telinga
Mahidin. Mahidin lalu berupaya mencari kebenaran dengan bertanya
langsung kepada Sarminah. Namun sang istri tak mengaku dan kerap
menghindar asal ditanya Mahidin. Pertengkaran pun kerab terjadi.
Mahidin mengaku tak bisa lagi memendam
amarah saat seorang anaknya melapor padanya soal Sarminah pergi usai
menerima telepon dari lelaki lain. Puncak emosi Mahidin terjadi saat
dirinya malah disebut anjing ketika menyuruh isterinya itu pulang ke
rumah.
“Saat itu saya dalam kondisi ‘panas’ dan
sangat emosi. Namun tidak berniat untuk membunuh istri, cuma karena
teman mengatakan sebaiknya saya membuat Sarminah menjadi cacat agar dia
tidak pacaran lagi. Seketika tangan saya menarik pisau dan menikamnya
membabi buta,” terang Mahidin.
Puncaknya ketika istrinya itu menyebut Mahidin anjing. “Ini anjing ini ribut kali sayang,” kata Sarminah, versi tiru Mahidin.
Mendengar itu, amarah Mahidin kontan
tersulut. Pisau yang sudah diselipkan di pinggangnya lalu dicabut dan
ditusuknya berkali-kali ke sekujur tubuh Sarminah.
Puas membantai istri, Mahidin lalu kabur
ke Desa Tenembak Bintang. Baru pada pagi kemarin (25/1), Mahidin
ditangkap petugas Polsek Semadam, di Pantai Dona saat dirinya hendak
menuju rumah temannya di Kecamatan Tanoh Alas. “Motif pembunuhan adalah
cemburu dan perselingkuhan,” jelas Kapolres Aceh Tenggara AKBP Drs
Arsyad. (amirin/RA)posmetro-medan.com
No comments:
Post a Comment