Jakarta - Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
menolak pilkada dikembalikan lewat DPRD. Jika akhirnya aturan pilkada
tak langsung itu disahkan, Ahok mempertimbangkan untuk tak mencalonkan
diri di Pilgub DKI 2017.
"Kenapa saya nggak mau (pilkada lewat
DPRD -red), karena saya baru dua tahun saja di sini sudah setengah mati
memutuskan APBD. Kalau saya lewat DPRD, sudah lama dipecat saya. Ya saya
kalau terpilih pun, 2017 saya nggak mau jadi budak DPRD," kata Ahok
kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat,
Rabu (10/9/2014).
Menurut Ahok, pemilihan lewat DPRD memungkinkan
seorang kepala daerah tersandera oleh lembaga legislatif. Ahok tak mau
hal itu terjadi kepadanya.
"Bagi saya DPRD itu hanya pengawas,
pengawasan anggaran dan legislasi. Nggak bisa mengontrol saya. Kalau
yang mengontrol saya ya rakyat. Kalau 106 anggota DPRD ngontrol saya,
digaji saja per bulan. Tiap hari kerjanya jalan-jalan ke luar negeri
saja. Ya kan. Service habis saja. Ngapain capek-capek urusin 10 juta
orang," ujarnya ceplas-ceplos.
Ahok mengatakan pilkada langsung
telah memberi kesempatan bagi dirinya untuk menjadi pejabat publik. Oleh
karenanya, dia menentang keras keinginan Gerindra untuk mengembalikan
pilkada lewat DPRD.
"Nggak mungkin ada kesempatan seorang Ahok
jadi bupati Belitung Timur di tempat yang jelas-jelas dikuasai Partai
Bulan Bintang 55%. Partai apa pun nggak mungkin menang. Dan nggak
mungkin ada Jokowi-Ahok bisa menang di DKI dengan Gerindra hanya 6 kursi
dan PDIP 11 kursi melawan semua partai di DPRD DKI waktu itu," ulasnya.
No comments:
Post a Comment