Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon
terus mendorong agar pilkada kembali lewat DPRD. Katanya, jika ada yang
tidak setuju harus mengubah dulu Pancasila sebagai dasar negara.
Pernyataan
itu disampaikan Fadli dalam sebuah talkshow di Warung Daun, Cikini,
Jakarta Pusat, Sabtu (13/9/2014) pagi. Ia menjadi pembicara bersama
Jubir Kemendagri Dodi Riatmadji, Anggota Panja RUU Pilkada F-PDIP Rahadi
Zakaria, Anggota Panja RUU Pilkada F-PAN Yandri Susanto, serta Pengamat
Politik dari Universitas Paramadina Herdi Sahrasad.
"Kalau kita
melihat demokrasi, yang paling penting, demokrasi itu apa? Demokrasi
bukan langsung atau tidak langsung. Demokrasi kita menurut Pancasila
adalah demokrasi tidak langsung, demokrasi perwakilan," ujar Fadli.
"Kalau ada orang yang tidak setuju dengan demokrasi perwakilan, ubah dulu itu Pancasila, sila ke-4
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Saya kira mereka yang mengerti bahasa
Indonesia yang baik dan benar, itu tidak perlu interpretasi. Demokrasi
kita sesungguhnya adalah demokrasi perwakilan," sambung Fadli bernada
tegas.
Fadli kemudian memberikan beberapa contoh. Menurutnya,
Amerika, Inggris, dan beberapa negara besar lainnya adalah penganut
demokrasi tidak langsung dan berhasil. Ia melihat bahwa demokrasi
langsung lebih banyak jeleknya.
"Pilkada langsung lebih banyak
jeleknya daripada bagusnya. Ada kasus 332 kepala daerah terlibat
korupsi, demokrasi kita semakin mahal, orang-orang baik susah untuk
menjadi bupati," imbuh Fadli.
No comments:
Post a Comment